Selasa, 22 September 2020

Sering Kesemutan Kaki dan Tangan, Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa?

 

Sering Kesemutan Kaki dan Tangan, Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa?

Sering kesemutan, terutama di bagian kaki dan tangan, bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesemutan merupakan sensasi yang membuat kulit terasa merinding, mati rasa, kesemutan, atau kesemutan tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini dalam dunia medis dikenal dengan istilah paresthesia.

Menurut Healthline, kesemutan di kaki dan tangan biasanya muncul saat seseorang menyilangkan kaki atau berada dalam posisi yang tidak nyaman untuk beberapa saat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh saraf yang tertekan. Kesemutan sementara ini bisa hilang dengan sendirinya setelah tekanan pada saraf hilang. Prediksi Singapore

Namun, ada juga kesemutan yang sering kambuh atau bertahan lama dan membutuhkan perawatan medis. Seringkali kesemutan dapat disebabkan oleh kerusakan saraf, cedera, infeksi, dan penyakit kronis.

Berikut beberapa kemungkinan sensasi kesemutan di kaki dan tangan yang bisa menjadi gejala penyakit apa pun:

1. Diabetes

Melansir WebMD, penyebab kesemutan yang sering muncul di kaki atau tangan adalah diabetes. Pada neuropati diabetik, kesemutan umumnya muncul dari telapak kaki, menjalar ke seluruh tungkai, menyebar ke lengan, hingga ke telapak tangan.

Kesemutan sering terjadi pada penderita diabetes karena efek dari penyakit kronis ini dapat merusak saraf. Akibatnya, kesemutan di kaki dan tangan kerap menjadi gejala diabetes.

2. Sindrom saraf terjepit

Penyebab umum kesemutan lainnya juga bisa dipicu oleh sindrom saraf terjepit. Beberapa gangguan saraf terjepit seperti carpal tunnel syndrome dan nervus palsy dapat menyebabkan seringnya kesemutan pada kaki dan tangan.

3. Penyakit sistemik

Sering kesemutan pada kaki dan tangan juga bisa menjadi gejala penyakit sistemik. Penyakit sistemik yang sering menimbulkan kesemutan di beberapa bagian tubuh antara lain masalah ginjal, penyakit hati, kerusakan pembuluh darah, dan penyakit darah. Beberapa gangguan pada jaringan ikat, peradangan kronis, kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroid), kanker dan tumor yang menyerang saraf juga seringkali dapat memicu kesemutan.

4. Kekurangan atau kelebihan vitamin tertentu

Kaki dan tangan yang sering kesemutan juga bisa menjadi gejala tubuh tidak mendapatkan dosis vitamin yang tepat. Vitamin E, B1, B6, B12, dan niasin sangat penting untuk mendukung kesehatan saraf. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa, penyebab penting dari neuropati neuropatik perifer.

Padahal terlalu banyak asupan vitamin B6 justru menyebabkan kesemutan pada tangan dan kaki.

5. Konsumsi alkohol yang berlebihan

Penyebab sering kesemutan di kaki dan tangan juga terkait dengan konsumsi alkohol yang berlebihan. Peminum alkohol cenderung kekurangan tiamin atau vitamin penting lainnya karena pola makan yang buruk. Defisiensi tiamin dapat menyebabkan neuropati neuropatik perifer. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat merusak saraf. Kondisi ini disebut gangguan neuropati alkoholik.

6. Infeksi

Kaki dan tangan yang kesemutan sering kali bisa menjadi gejala infeksi virus dan bakteri. Beberapa infeksi virus dan bakteri yang menyebabkan gejala kesemutan di kaki dan tangan antara lain penyakit Lyme, herpes, cytomegalovirus, Epstein-Barr, dan HIV / AIDS.

7. Penyakit autoimun

Penyebab sering kesemutan juga bisa dipicu oleh penyakit autoimun. Penyakit autoimun dapat menyebabkan gangguan inflamasi kronis. Beberapa penyakit autoimun yang sering menyebabkan gejala kesemutan termasuk sindrom Guillain-Barre, lupus, dan rheumatoid arthritis.

8. Cedera saraf

Kaki dan tangan yang sering kesemutan juga bisa menjadi gejala penyakit akibat cedera saraf. Beberapa kondisi yang menyebabkan cedera saraf antara lain saraf terjepit, saraf rusak, atau saraf hancur. Selain kesemutan, cedera saraf bisa memicu rasa sakit. Salah satu penyebab yang sering dianggap remeh adalah keseleo. Daftar Bandar Togel Online Terpercaya

Untuk mengetahui jawaban pasti pada kaki dan tangan yang sering kesemutan gejala penyakit apa, seseorang perlu berkonsultasi ke dokter. Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik, merekomendasikan tes darah, CT scan, MRI, hingga biopsi saraf.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar